UJI KADAR LEMAK PADA KEJU BERBAHAN BAKU SUSU KEDELAI
DAN SUSU KAMBING YANG DI INOKULASI DENGAN Rhizopus
oryzae SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA PADA MATERI BIOTEKNOL
OGI
FENDI RIAWAN
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
e-mail: fendiriawan@rocketmail.com
Abstrak
Susu merupakan makanan alami yang
mendekati sempurna. Kesempurnaan susu sebagai bahan makanan disebabkan susu
mengandung semua komponen yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak dan
karbohidrat yang masing-masing mengandung unsur C, H, dan O. selain itu susu
juga berfungsi untuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak. Oleh
karena itu sangat menguntungkan jika dimanfaatkan sebagai suatu produk olahan
yang mempunyai nilai gizi seperti bahan baku pembuatan keju.
Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengetahui perbedaan kadar lemak pada keju yang dihasilkan dari bahan baku susu
kedelai, susu kambing, (2) mengetahui jenis susu yang mempunyai kadar lemak
yang rendah pada bahan pembuatan keju, (3) menyusun rancangan sumber belajar
dari penelitian yang telah dilakukan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen
yaitu memberikan perlakuan dan pengamatan terhadap keju yang dibuat dengan
memberikan variasi bahan baku susu kedelai dan susu kambing yang diinokulasi
dengan Rhizopus oryzae. Perlakuan A yaitu 100% susu kedelai dengan 8
pengulangan. Setiap sampel menggunakan 100 ml susu dengan 10 ml stater.
Parameter yang diukur meliputi kadar lemak dan uji organoleptik dari warna,
aroma, rasa, tekstur, dan daya terima. Hasil penelitian yang diperoleh dari
rata-rata kadar lemak keju dari perlakuan A, B, dan C yaitu 0,2449%, 0,5798%,
dan 11,117%. Selanjutnya data diuji dengan menggunakan uji ANOVA pada perlakuan
A dan B menghasilkan f hitung
> f tabel yaitu
394.9304 > 3,4668 pada taraf signifikansi α = 5% maka kesimpulanya adalah H0
ditolak dan terima H1 artinya ada pengaruh variasi bahan baku
terhadap kadar protein pada keju segar. Berdasarkan data hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar lemak yang dihasilkan pada keju dengan
bahan baku susu kedelai dan susu kambing. Kadar lemak yang paling rendah
terdapat pada keju dengan perlakuan susu kedelai dengan jumlah rata-rata
0,2449%. Berdasarkan dari uji organoleptik pada perlakuan C yaitu 100% susu
kambing mempunyai kriteria terbaik dilihat dari segi warna sangat kuning, aroma
sangat khas keju, rasa sangat gurih, tekstur sangat lunak, dan daya terima
sangat suka sebesar. Saran dari peneliti bagi masyarakat, susu dapat dijadikan
alternatif pembuatan keju. Bagi guru, keju dapat dijadikan alternative
pengganti topik praktikum pada materi pokok bioteknologi pangan.
Kata Kunci: kadar lemak,
keju, susu kedelai dan susu kambing, rancangan sumber belajar bioteknologi.
THE TEST OF FAT CHEESE WHICH IS DERIVED OF SOYBEAN MILK END GOAT’S MILK
WHICH INOCULATED WITH Rhizopus oryzae AS A BIOLOGY LEARNING SOURCE AT
STATE SENIOR HIGH SCHOOL IN BIOLOGY SUBJECT
FENDI RIAWAN
Biology Education Program, Teacher Training and Education Faculty,
Muhammadiyah University of Metro
e-mail: fendiriawan@rocketmail.com
ABSTRACT
Milk is a natural food which is close to perfect. Perfection of milk as a
food caused of milk contains all
of the components which are necessary by the body such as proteins,
fats and carbohydrates
and each component contain elements of C,
H, and O. Besides that, milk also
has benefit to growth and replacement of damaged tissues. Therefore, it is very beneficial if milk is utilized as a processed product which has nutritional value as staple
for making a cheese.
The purpose
of this study are: ( 1 ) to know the differences fat content of cheese which
produced from staple of soybean milk, goat's milk, ( 2 ) to know the type of a milk
and which one has a lower fat content in making a cheese , ( 3 ) Arrange the program
of learning resources from the research that has been done , ( 4 ) to know that
a cheese has a good quality is a cheese that has low fat and high protein. This
research is experiment research. The researcher give the treatment and did the observation
of a cheese made with gives variations of soybean staple and goat milk which inoculated
with Rhizopus oryzae. Treatment A that is 100 % soybean milk with 8
repetitions. Each sample is using 100 ml of milk with 10 ml of stater. Parameters
measured including fat rate and organoleptic test of color, aroma, taste,
texture, and the receptivity. The result of this get from the average fat rate
of cheese from the treatment A, B, and C and the result is 0.2449 %, 0.5798 %,
and 11,117 %. Then, the data were tested using t test (test of two side t -test
are correlated) in treatment A and B produce thitung is 15,403 and ttabel is 22,145 with a significant level of 5 % , so if t hitung ≥ t tabel it’s mean reject H0, and it’s mean there is significant difference of fat cheese in treatment
A and B, then the treatment of B and C show that there is a significant
difference in fat cheese.
Based on the data from the result of this
research conclude that there is the differences in the levels of fat cheese produced
with staple of goat’s milk and soybean milk. The lowest fat rate found in soybean milk cheese with
treatment and the average is 0.2449%. Based on
organoleptic tests on treatment C is 100%
goat milk has the
best criterion In terms of color is yellow is 60.00%, the typical aroma of the cheese is 25.58%,
the tasteful is 32.61%, soft texture is 25.00% ,
and the receptivity is 35,29%. The
suggestion of the researcher for the public is milk can
be used as an alternative milk cheese making. For
the teachers, the cheese can
be used as an alternative to practical topics in the
subject matter of food biotechnology.
Keyword: fat content,
cheese, soy milk end goat milk,the design of learning resources biotechnology.
Susu merupakan makanan
alami yang mendekati sempurna. Kesempurnaan susu sebagai bahan makanan
disebabkan susu mengandung semua komponen yang diperlukan oleh tubuh seperti
protein, lemak dan karbohidrat (dalam hal ini adalah laktosa) yang
masing-masing mengandung unsure C, H, dan O. Selain mengandung unsure-unsur
tersebut protein susu sendiri mengandung unsur N, yang menjadikan protein
sebagai zat gizi utama bagi hewan dan manusia yaitu berfungsi untuk pertumbuhan
dan pergantian jaringan tubuh yang rusak. Dalam pembuatan keju ini menggunakan
bahan baku susu kambing dan susu
kedelai.
Susu kambing
merupakan sumber protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI.
Bahkan didaerah kering dan tandus seperti Afrika dan sebagian India,
masyarakatnya mengandalkan susu kambing untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang. Survei USDA (dalam Hidayat 2009) menyatakan bahwa susu kambing
berfungsi untuk berbagai keadaan terutama mencegah penyakit, bahkan dianjurkan
untuk penderita penyakit TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot dan tukak
lambung.
Susu kedelai
merupakan produk yang berasal dari ekstrak biji kacang kedelai dengan air atau
larutan tepung kedelai didalam air, susu kedelai adalah minuman serupa susu
yang dibuat dari kedelai, minuman ini berasal dari tiongkok dan merupaka emulsi
stabil minyak, air, dan protein. Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai
merupakan sumber protein yang paling baik
Keju
merupakan produk fermentasi susu yang menggunakan koagulan susu berupa rannet
baik dari mikroba maupun sumber hayati lainnya. Keju mozzarella merupakan keju
lunak yang proses pembuatannya tidak dimatangkan atau disebut dengan keju segar
(fresh cheese). Willman (dalam Komar
dkk 2009:27) menyatakan bahwa keju Mozzaella merupakan keju khas itali, yang
biasa digunakan dalam bahan campuran pizza.
Berbagai
jenis keju yang banyak diperlukan masyarakat diantaranya ialah keju Mozzarella,
keju ini merupakan jenis keju pasta filata. Cara pembuatannya dengan pemasakan
dan pemuluran curd dalam bak air
panas, sehingga mempunyai karakteristik setruktur berserabut, dengan daya leleh
dan kemuluran yang tinggi (Purwadi, 2010:33). Menurut Komar (2009:78)
menyatakan bahwa ciri-ciri keju Mozzarella adalah elastis, berserabut, dan
lunak. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pembenaman didalam bak air panas
serta adanya penekanan hingga lunak. Selain itu keju Mozzarella juga mempunyai
kandungan gizi yang baik bagi tubuh diantaranya terdapat kandungan lemak dan
protein yang berperan penting untuk proses pertumbuhan. Menurut Walstra et al (dalam Purwadi 2010:33) menyatakan
bahwa keju Mozzarella mempunyai kadar lemak dalam bahan kering 35 – 45 %, air
52 – 56 % dan garam sekitar 1 %. Menurut Fox et al (dalam Purwadi 2010:33) menyatakan bahwa keju Mozzarella
memliki komposisi yang terdiri atas bahan kering 46 %, lemak 18,0%, protein
22,1%, garam 0,7%, dan abu 2,3%, serta pH 5,2%.
Menurut
Cakrawati & Mustika (2012:70) Lemak adalah seyawa organik dan heterogen
yang mengandung unsur-unur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang
membetuk ester asam lemak dan gliserol. Estikomah, dkk, (2010:59) meyatakan bahwa Lemak adalah sebuah sumber
komponen dalam makanan yang memberikan citra-rasa, aroma dan tekstur pada sebuah
keju. Komar dkk (2009:83) menyatakan bahwa kadar keju olahan bergatung dari
kadar lemak keju yang digunakan.
Lemak susu
biasanya membentuk suatu komposisi yang kompleks. Triasilgliserol adalah
komponen yang dominan dengan kadar 98% dari total lemak susu, ditambah
digliserol dan monogliserol serta asam lemak bebas.
Lemak
pada susu mengandung sekitar 12,5% gliserol dan 85,5% asam lemak.
Komponen-komponen lain yang terdapat dalam lemak susu adalah fosfolipida,
sterol, dan karotenoid (Suharyanto. 2009).
Dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Solikah Ana dkk tahun 2010 diketahui bahwa Rhyzopus orizae dapat digunakan sebagai
pengganti peran rennet sebagai
penggumpal kasein susu.hal tersebut
karena Rhyzopus orizae memiliki enzim
protease. Enzim tersebut mampu menggumpalkan kasein susu ketika proses
fermentasi susu.
Adapun Tujuan
penelitian ini adalah: (1) mengetahui perbedaan kadar lemak pada keju yang
dihasilkan dari bahan baku susu kedelai, susu kambing, (2) mengetahui jenis
susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah pada bahan pembuatan keju, (3)
menyusun rancangan sumber belajar dari penelitian yang telah dilakukan.
METODE
penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan yaitu Pelakuan pertama dengan menggunakan susu kedelai
(0%) + susu kambing (100%), perlakuan kedua susu kedelai + susu kambing (50% +
50%) dan perlakuan ketiga susu kedelai (100%) + susu kambing (0%). Masing-masing
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak
8 kali . Hal yang akan diamati adalah kadar lemak pada
masing-masing perlakuan. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Pendidikan MIPA
Universitas Muhammadyah Metro bulan Januari 2014 dan pengujian dilakukan
di Polinela Lampung. Adapun langkah–langkah pembuatan keju adalah sebagai
berikut:
a.
Memanaskan susu
kambing sampai suhu 70 0C selama 30 detik.
b.
Mendinginkan sampai
susu kambing mencapai 37 0C.
c.
Memasukan susu kambing
kedalam 8 buah gelas baker dengan volume masing-masing 90 mL.
d.
Menginokulasi Rhizopus oryzae kedalam masing-masing
botol sebanyak 10 mL.
e.
Menginkubasikan
kedalam inkubator pada suhu 37 0C selama 9 jam dengan menutup
almunium foil.
f.
Memanaskan kembali
selama 30 menit pada suhu 40 0C.
g.
Mendinginkan selama 1
jam sambil diaduk setiap 5 menit.
h.
Menyaring dengan kain
kasa bersih dan Mengepres churd yang terbentuk.
i.
Memberikan garam 4%
dan mengaduk sampai rata.
j.
Membungkus dengan
almunium foil.
k.
Melanjutkan dengan
susu yang lain dengan langkah-langkah sama seperti di atas.
Pengujian kadar lemak
keju dilakukan dengan menggunakan metode Soxhlet
diuji di laboratoriun Polinela.
HASIL
Kadar protein
pada keju segar pada perlakuan variasi bahan baku susu kedelai (100%) + susu
kambing (0%) dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 1. Kadar lemak
pada keju yang dibuat variasi bahan baku susu kedelai (100%) + susu kambing (0%)
Keju segar pada perlakuan susu kedelai (50%) + susu
kambing (50%) dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 2. Kadar lemak pada keju
dengan variasi bahan baku susu kedelai (50%) + susu kambing (50%)
Keju segar yang dibuat
dengan variasi bahan baku susu kedelai (0%) + susu kambing (100%) dapat
disajikan sebagai berikut:
Gambar 3. kadar lemak pada keju segar
yang dibuat dengan variasi bahan baku susu kedelai (0%) + susu kambing (100%)
Rata-rata kadar protein
pada keju segar pada setiap perlakuan dengan variasi susu kedelai (100%) + susu
kambing (0%), susu kedelai (50%) + susu kambing (50%) dan susu kedelai (0%) +
susu kambing (100%) dapat dibuat diagram
batang sebagai berikut:
Gambar
4. Rata-Rata Kadar lemak Setiap Perlakuan
PEMBAHASAN
Berdasarkan diagram
rata-rata kadar lemak keju dengan
perlakuan A 100% susu kedelai, B 50% susu kedelai + 50% susu kambing, dan C
100% susu kambing dapat diketahui pada perlakuan A memiliki kadar lemak
terendah dengan rata-rata hanya mencapai 0,2449%, Pada perlakuan B kadar lemak
menghasilkan rata-rata mencapai 0,5798%, Sedangkan pada perlakuan C
menghasilkan kadar lemak dengan rata-rata 11,117% lebih tinggi dari kedua
lainnya.
Menurut Buckle.
et al., (2007) Faktor yang mempengaruhi kadar lemak pada keju yang
dihasilkan dapat pula dipengaruhi oleh pasteurisasi. Pasteurisasi susu dapat
menyebabkan bakteri yang berguna (misalnya bakteri asam laktat) serta beberapa
enzim susu seperti lipase kemungkinan juga ikut rusak, sehingga digunakan
temperatur yang lebih rendah (650C) untuk membunuh beberapa koliform
agar dapat mempertahankan aktivitas enzim-enzim lipase. Penggunaan suhu di
atas 660C dapat menyebabkan timbulnya flavor susu masak dan
kemungkinan rusaknya lapisan tipis di sekitar butiran lemak.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan guna mengetahui tingkat kadar lemak pada keju
berbahan baku susu kedelai, susu kedelai + susu kambing, dan susu kambing yang
diinokulasi dengan Rhizopus oryzae
dengan takaran 1:10 sehingga secara berurutan untuk tiap perlakuan kadar lemak
yang dihasilkan sebesar 0,245, 0,580, dan 1,112. Kadar lemak paling rendah
terdapat pada perlakuan A (susu kedelai) yang hanya mencapai 0,245 dikarenakan
pada susu kedelai memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang rendah
kolesterol sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan keju dengan
nilai kadar lemak yang optimal. Hal ini dapat dijadikan sebagai wawasan dalam
pembuatan keju, dengan memperhatikan macam-macam bahan baku keju serta suhu
dalam proses pembuatan sehingga dapat menghasilkan kadar lemak yang optimal.
Selain itu faktor perbedaan bahan baku dan suhu juga dapat mempengaruhi hasil
nyata keju seperti warna, aroma, tekstur, rasa, serta kesukaan dari keju tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1). Terdapat
perbedaan jumlah kadar lemak keju yang dihasilkan dari bahan baku 100% susu
kedelai, 50% susu kedelai + 50% susu kambing, dan 100% susu kambing, 2).Rata-rata
kadar lemak paling rendah terdapat pada perlakuan A dengan bahan baku 100% susu
kedelai yaitu sebesar 0,2449% dengan jumlah yang baik terhadap kadar lemak yang
diinginkan, 3). Berdasarkan hasil uji organoleptik keju yang paling disukai panelis yaitu
pada keju dengan perlakuan C berbahan baku 100% susu kambing dengan presentase
pemilihan kriteria terbaik dari warna sangat kuning sebanyak 60,00%, aroma
sangat khas keju sebanyak 25,58%, rasa sangat gurih sebanyak 32,61%, tekstur
sangat lunak sebesar 25,00%, dan daya terima sangat suka sebanyak 35,29%.
Dilihat dari hasil serta proses dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini dapat dijadikan sebagai rancangan sumber belajar pada materi
pokok Bioteknologi.
SARAN
Saran yang
diberikan adalah sebagai berikut: 1). Bagi masyarakat, aneka macam susu di
pasaran dapat dijadikan alternativ untuk membuat keju, 2). Bagi guru, pembuatan
keju dari aneka susu dapat dijadikan alternativ pengganti topik praktikum pada
materi pokok Bioteknologi Pangan, 3). Bagi peneliti disarankan: a). Takaran
bahan baku pada pembuatan keju antara susu dengan stater harus pas jika 10:1
jika susu sebanyak 100 ml maka stater yang digunakan sebanyak 10 ml, b). Proses
pemanasan pada keju sebaiknya jangan melebihi 40oC karena akan menyebabkan
kerusakan pada protein den lemak yang ada di dalamnya. Perlu diadakan
penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui kadar gizi yang lain seperti
kandungan protein dan vitamin lainnya pada keju.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat
Mahpus. 2009. Daya Saing dan Dampak
Kebijakan Pemerintah terhadap Susu Kambing di Kabupaten Bogor. Tidak
diterbikan. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Komar,
Nur, Hawa Choviya la, Prastiwi Riska. 2009. Karakteristik Termal Produk Keju
Mozzarella (Kajian Konsentrasi Asam Sitrat). Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 10. No 2. Hal 78-87.
Purwadi.
2010. Kualitas Fisik Keju Mozzerella dengan Bahan Pangan Jus Jeruk Nipis. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Vol.
5. No 2. Hal 33-40.
Cakrawati
Dewi, dan Mustika NH. 2011. Bahan Pangan
Gizi, dan Kesehatan. Bandung: Alpa Betta.
Estikomah
Solikah Ana, Sutarno, Pangestu Artini. 2010. Pemeraman untuk Meningkatkan
Kualitas Keju yang Diinokulasi Rhizopus
oryzae. Bioteknologi. Vol 2. Hal 55-62.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar