tulisan berjalan

Senin, 10 Desember 2012

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME


                                                                             BAB I
PENDAHULUAN


Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu organisme secara teratur. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti dengan pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa. Pada organism uniseluler pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar, substansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak (Aguskrisno, 2011). Pertumbuhan untuk mikroba mengacu pada perubahan di dalam pertambahan massa sel dan bukan perubahan pada individu.
Selama fase pertumbuhan seimbang, pertambahan massa bakteri berbanding lurus dengan pertambahan komponen seluler yang lain seperti DNA, RNA, dan protein. Dengan demikian setiap kali sel membelah maka jumlah sel dalam populasi bakteri akan menjadi dua kali lipat dari jumlah sel semula. Jika jumlah sel mula-mula adalah satu, maka populasi akan bertambah secara geometrik (Purnomo, 2004):
Waktu yang diperlukan untuk membelah diri dari satu sel menjadi dua sel sempurna disebut waktu generasi. Waktu yang diperlukan oleh sejumlah sel atau massa sel menjadi dua kali jumlah/massa sel semula disebut doubling time atau waktu penggandaan. Waktu penggandaan tidak sama antara berbagai mikrobia, dari beberapa menit, beberapa jam sampai beberapa hari tergantung kecepatan pertumbuhannya. Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu.





BAB II
 PEMBAHASAN

Kebutuhan mikroba untuk pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kategori,yaitu:kebutuhan fisik dan kebutuhan kemis.Aspek-aspek fisik dapat mencangkup suhu,ph,dan tekanan osmotik,sedangkan kebutuhan kemis meliputi air,sumber karbon,nitrogen,mineral-moineral dan faktor penumbuh.
1.      Kebutuhan fisik
a.      Suhu(temperatur)
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat pekak terhadap temperatur. Berdasarkan atas suhu yang palinh sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme dapat dibagi menjadi:
·         Mikroorganisme psikrofil,yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu dingin,dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum di bawah 200C
·         Mikroorganisme mesofil,yaitu mikroorganisme yang menyukai suhu yang sedang mempunyai suhu optimum antara 200C-500C
·         Mikroorganisme termofil,yaitu mikroorganisme yang mempunyai suhu yang tinggi,sering tumbuh pada suhu diatas 400C
Berdasarkan temperature minimum, optimum dan maksimum, mikroba dapat digolongkan menjadi tiga kelompok.
·          Mikroba termofilik (politermik) : batas temperatur minimum dan maksimum anatara 400C  sampai dengan 800C sedangkan temperature optimumnya 550C – 650C 
·          Mikroba mesofilik (mesotermik):  batas temberatur antara 50C – 600C sedangkan temperatur optimumnya antara 250C – 400C.
·         Mikroba psikrofil (oligotermik): batas temperatur antara 00C - 300C sedangkan temperature optimumnya antara 100C – 200C

Kebanyakan bakteri hanya dapat tumbuh dalam lingkungan yang suhunya dalam’’Range’’ suhu terbatas,dan suhu maksimum serta suhu minimum kira-kira 800C.Tiap spesies bakteri mempunyai suhu minimum,optimum,dan maksimum.Suhu pertumbuhan minimum adalah suhu rendah pada mana mikroorganisme masih dapat hidup berkembang biak.Suhu optimum adalah suhu tertentu,dimana mikroorganisme paling baik pertumbuhannya,sedang suhu maksimumadalah suhu tertinggi sehingga mikroba masih dapat hidup berkembangbiak.
1.      Mikroorganisme Psikrofil
Bakteri psikrofil yang diperkirakan dapat hidup yang suhunya 00C.Golongan mikroorganisme yang psikrofil,mempunyai suhu optimum kira-kira 150C dan suhu maksimum kira –kira 200C.Dan dilain pihak sering digolongkan psikrofil dapat tumbuh dapat tumbuh pada lingkungan yang suhunya sama dengan suhu refrigerator atau dibawah 00C,bahkan dapat jaga hidup pada suhu lingkungan di atas 200C.Akan tetapi beberapa mikroorganisme akan tumbuh dengan baik pada suhu di atas 300C,dan suhu optimumnya cenderung relatif rendah.Mikroorganisme yang demikian itu dinamakan mikroorgannisme psikrotof,dan banyak sumber-sumber yang menggunakan istilah ini untuk menjelaska kemampuan pertumbuhan bakteri pada suhu refrigerator 40C.Sumber lain menggunakan psikrofil untuk kedua tipe organisme yang dapat tumbuh baik pada suhu antara 15 dan 200C,dan yang range suhunya 00C dan 300C.
2.      Mikroorganisme mesofil
Mikroorganisme mesofil mempunyai suhu optimum tyang berkisar antara 20-500C(Atlas,1984 hal.128),sedangkan menurut Tortora 1986,hal.153,suhu optimum mikroorganisme ini berkisar antara 25-400C,merupakan mikroorganisme paling umum di jumpai.Organisme-organisme yang sudah dapat menyesuaikan hidupnya di dalam tubuh hospes,biasanya suhu potimumnya mendekati suhu tubuh hospesnya.Suhu optimum bakteri patogen,kira-kira 370C dan inkubator-inkubator yang digunakan dilaboraturium klinik biasanya diatur suhunya sedemikian rupa sehingga 370C.Bakteri yang dapat tumbuh di dalam tubuh manusia,misalnya,Esherchia coli mempunyai suhu optimum 370C,sama dengan suhu tubuh manusia.
3.      Mikroorganisme termofil
Kelompok mikroorganisme yang sangat menarik perhatian,ialah mikroorganisme yang tergolong termofil yang tahan hidup pada suhu yang tinggi.Bnyak dari organisme ini yang mempunyai suhu optimum antara 50-600C.Suhu seperti ini dapat juga tercapai di dalam tanah yang terkena cahaya matahari,dan pada mata air panas.Beberapa dari organisme ini ,dapat hidup baik pada suhu diatas 900C,yang mendekati titik didih air.Banyak juga mikroorganisme termofil yang mampu hidup pada suhu yang telah rendah dari 450C.Fungsi termofilik biasanya mempunyai batas atas 55-600C,yang ternyata lebih rendah dari suhu potimum bakteri termofilik.Endospora yang dibentuk oleh bakteri termofilik biasanya tahan terhadap panas.Akan tetapi banyak mikroorganisme yang termofil yang dapat hidup didalam tanah antartika yang selalu beku.Contoh bakteri termofil adalah Bacillus stearother mophilus,yang dapat tumbuh pada suhu 400C.Kiranya perlu diketahui bahwa klasifikasi organisme sperti psikrofil,mesofilik,dan termofilik di dasarka n atas suhu optimum dan bukan berdasarkan kepada suhu linhkungan dimana mikroorganisme itu hidup.
b.      Derajad keasaman (Ph)
Enzim, transpor elektron dan sistem transpor nutrient pada membran sel mikroba sangat peka terhadap pH, dimana mikroba pada  umumnya menyukai pH netral (pH 7), kecuali jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah . Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan pH minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhan, mikroba dapat digolongkan menjadi :
-          Mikroba asidofilik : pH antara 2,0 – 5,0
-          Mikroba mesofilik : pH antara 5,5 – 8,0
-          Mikroba alkalifilik : pH antara 8,4 – 9,5
Mikroorganisme-mikroorganisme sendiri sering merubah ph media pertumbuhan nya sebagai hasil kegiatan metabolisme.Streptococcus dapat memprementasi gula,menghasilkan asam sebagai produk akhir yang merendahkan ph mediumnya sendiri dan akan menghambat pertumbuhanya.Ada juga mikroorganisme yang dapat mereduksi protein atau hasil buangan hewan-hewan,seperti urea untuk menghasilkan amin dan amonia sehingga dapat menaikan ph.Apabila bakteri dipelihara di laboraturium,bakteri-bakteri ini dapat menghasilkan asam sehingga mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang diinginkan.Untuk menetralkan keasaman ini,dapat dibubuhkkan semmacam zat kimia yang biasa disebut buffer atau zat penyanggah pada medium pertumbuhan.Misalnya pepton ,asam-asam amino,dan garam-garam posfat.Garam-garam posfat ini dapat bersifat racun,dan dapat juga merupakan unsur nutrien yang esensial.
c.       Tekanan Osmotik
Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan kandungan air, dimana konsentrasi zat terlarut akan menetukan tekanan osmosis suatu larutan.  Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut semakin tinggi pula tekanan osmosis tersebut. Demikin pula sebaliknya, tekanan osmosis mempengaruhi sel mikroba karena berkaitan dengan air bagi sel mikroba. Mikroba yang tahan pada tekanan osmosis tinggi disebut mikroba osmofilik, misalnya khamir yang tumbuh dalam sirup. Sedangkan mikroba yang tahan pada kadar garam tinggi disebut dengan halofilik. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.Beberapa bakteri dapat menyesuaika hidupnya pada lingkungan yang kosentrasi larutan garamnya tingggi disebut bakteri  halofilik.Adalagi bakteri yang disebur fakultatif halofilik,tidak membutuhkan kosentrasi larutan garam yang tinggi,akan tetapi mampu hidup atau tahan hidup pada suasana lingkungan yang kosentrasi larutan garamnya tinggi.Halobacterium halobium,dapat hidup pada kosentrasi 33% atau 5 M NaCL,misalnya danau-danau yang airnya asin.Mikroorganisme yang membutuhan lingkungan yang ttekanan osmotis yang tinggi disebut osmofilik,contoh mikroorganisme ini adalah jamur Xeromyceces yang mempunyai aw optimum kira-kira 0.9.
2.      Kebutuhan akan unsur kimia
Mikroorganisme memerlukan unsur-unsur kimia seperti air,karbon oksida,nitrogen,mineral-mineral,dan lain sebagainya untuk kebutuhan kelangsungan hidupnya.
a.      Air
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.Air dalam subrat makanan  yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme biasanya dinyatakan dengan istilah water activity(aw),yaitu suatu indeks yang menyatakan perbandingan tekanan uap air dari larutan(p) dengan tekanan uap air murnipada suhu yang sama.Kalau kelembaban nisbi atau ralatif humudity 90%,ini berarti bahwa aw=0.90.Kebanyaan mikroorganisme memerlukan aw di atas 0.90 untuk dapat melangsungkan metabolismenya.Mikroorganisme yang dapat hidup pada aw rendah dikenal sebagai xerotolerant organisme.Ada beberapa faktop yang mempengaruhi matinya bakteri didalam air,antara lain adalah:
1.      Tidak ada zat makanan beserta garam-garam mineral yang diperlukan bakteri.
2.      Apabila air sudah lama terbuka,maka karbondioksida dari udara akan membentuk H2CO3 yang dapat menyebabkan rendahnya ph.
3.      Air yang mengandung garam-garam dan logam-logam berattidak baik untuk kebutuhan bakteri,karena ph yang tinggi.
Water activity dari berbagai organisme
Aw
Bakteri
Fungi
Algae
1,00
Caulobacter
-
-

Spirillum


0,90
Lactobaccillus
Fucarium


Bacillus
Mucor

0,85
Staphylococcus
Debaromyces

0.80

Penicilium

0,75
Halobacterium
Aspergillus
Dunaliella

Halococus
Chrysosporum

0.60

Saccharomyces



Rouxi
Xeromyces



b.      Karbon
Sejumlah organisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk senyawa karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantarannya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula dan karbohidrat. Tumbuhan, alga, dan beberapa kuman berklorofil membutuhkan karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis. Ditinjau dari segi nutrisi, semua organisme yang disebutkan diatas adalah organism ototrof. Bila mereka memperoleh energinya dari cahaya maka disebut organisme fotoototrof, dan bila memperoleh energinya dengan cara mengoksidasi senyawa kimia, maka disebut organisme kemoototrof. Mikroorganisme yang lain tidak dapat menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon dan hidupnya bergantung pada organisme ototrof untuk memproduksi karbohidrat dan senyawa-senyawa organik lain yang digunakan sebagai makanan. Organisme yang membutuhkan senyawa-senyawa organik lain sebagai sumber karbonnya disebut organissme heterotrof . ( Lud Waluyo, 2004)
Organisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling teroksidasi, CO2, sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan CO2, menjadiunsur pokok sel organik adalah proses reduktif, yang memerlukan pemasukan bersih energi. Karena itu, di dalam golongan faali ini, sebagian besar dari energi yang berasal dari cahaya atau dari oksidasi senyawa anorganik yang tereduksi harus dikeluarkan untuk reduksi CO2 sampai kepada tingkat zat organik.Semua organisme lain memperoleh karbonnya terutama dari zat gizi organik. Karena kebanyakan substrat organik adalah setingkat dengan oksidasi umum sebagai unsur pokok sel organik, zat-zat itu biasanya tidak usah menjalani reduksi pertama yang berguna sebagai sumber karbon sel. Selain untuk memenuhi keperluan biosintetik akan karbon, maka substrat organik harus memberikan keperluan energetik untuk sel itu. Akibatnya sebagian besar daripada karbon yang terdapat pada substrat organik memasuki lintasan lintasan metabolisme yang menghasilkan energi dan akhirnya dikeluarkan lagi dari sel, sebagai CO2 (hasil utama dalam metabolisme pernapasan yang menghasilkan energi atau sebagai campuran CO2 dan senyawa organik). Jadi, substrat organik biasanya mempunyai peran gizi yang lengkap. Pada waktu yang bersamaan, berguna sebagai sumber karbon dan sumber energi. Banyak mikroorganisme dapat menggunakan senyawa senyawa organik tunggal untuk memenuhi keperluan kedua zat gizi tersebut seluruhnya. Akan tetapi, yang lain tidak dapat tumbuh bila hanya diberi satu senyawa organik dan mereka memerlukan bermacam-macam jumlah senyawa tambahan sebagai zat gizi. Tambahan zat gizi organik ini mempunyai fungsi biosintetik semata-mata, yang diperlukan sebagai pelopor unsur-unsur pokok sel organik tertentu yang tidak dapat disintesis oleh organisme tersebut. Zat itu disebut faktor tumbuh. (Anonymous, 2010)
Mikroorganisme teramat beragam baik dalam hal macam maupun jumlah senyawa organik yang dapat mereka gunakan sebagai sumber utama karbon dan energi. Keanekaragaman ini diperlihatkan secara nyata bahwa tidak ada senyawa organik yang dihasilkan secara alamiah yang tidak dapat digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh beberapa mikroorganisme. Karena itu, tidaklah mungkin untuk memberikan secara singkat sifat-sifat kimiawi sumber karbon organik untuk mikroorganisme. Variasi yang luar biasa mengenai keperluan akan karbon adalah salah satu segi fisiologis yang paling menarik dalam mikrobiologi.
Kebanyakan organisme yang bergantung pada sumber-sumber karbon organik memerlukan CO2 pula sebagai zat gizi dalam jumlah yang sangat kecil, karena senyawa ini digunakan dalam beberapa reaksi biosentitik. Akan tetapi, karena CO2 biasanya dihasilkan dalam jumlah banyak oleh organisme yang menggunakan senyawa organik, persyaratan biosintetik dapat terpenuhi melalui metabolisme sumber karbon organik dan energi. Sekalipun demikian, peniadaan CO2 sama sekali sering kali menangguhkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media organik, dan beberapa bakteri dan cendawan memerlukan konsentrasi CO2 yang relatif tinggi di dalam atmosfer (5-10 %) untuk pertumbuhan yang memadai dalam media organik.
c.       Oksigen
Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatik yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme, organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).Berdasarkan kebutuhan akan oksigen,mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:
1.      Mikroorganisme yang aerob
Mikroorganisme yang aerob ini membutuhkan adanya oksigen untuk metabolisme.Pada mekanisme respirasi,mikroorganisme dapat menggunkan oksigen sebagai aseptor hidrogen atau aseptor hidrogen.Mikroorganisme yang termasuk kedalam golongan ini hanya dapat hidup apabila ada oksigen untuk melangsungkan biologis.
2.      Mikroorganisme yang anaerob
Mikroorganisme yang ternasuk golongan anaerob,tidak dapat menggunakan O2 bebas menggunakan aseptor hidrogen,bahkan adanya oksigen dapat menghambat pertumbuhanya karena oksigen dapat berfsifat racun.Jasad hidup ini dapat hidup dengan melakukan fermentasi atau respirasi anaerob.Mikroorganisme yang anaerob dapat diracuni oleh adanya oksigen,karena jasad ini tidak mempunyai enzim katalis dan super-super dismutase yang digunakan untuk menguraikan senyawa hidrogenperoksida yang bersifat racun.
3.      Mikroorganisme yang fakultatif anaerob
Mikroorganisme yang tergolong fakultatif dapat menyesuaikan hidupnya yang tidak mengandung oksigen.Apabila oksigen terdapat dalam lingkungan hidupnya,maka jasad ini dapat hidup dengan memanfaatkanoksigen tersebut sebagai aseptor elekton.Apabila tidak ada oksigen dengan melakukan fermentasi.
4.      Mikroorganisme yang mikroaerofil
Mikroorganisme yang termasuk golongan mikroaerofil,tidak dapat hidup dalam suasana yang aerob ataupun anaerob dengan sempurna,karena oksigen bebas hanya diperlukan hanya diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit sekali kira-kira 20% dalam atmosfer.
5.      Karbondioksida
Mikroorganisme yang bersifat autotrof,membetuhkan CO2 dalam jumlah besar karena CO2 merupakan satu-satunya sumber karbon.Pengikatan karbondioksidaini,memerlukan energi dan sumber elektron.Kunci pengikat CO2 ini terletak pada pemasukan CO2 ke dalam ribulose phosphate dengan terbentuknya asam pospoglisin.Selanjutnya mengalami reduksi menjadi gliseraldehide phosphate atau dirubah menjadi asam piruvat.
6.      Nitrogen,sulfur dan posfor
Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat, sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik, seperti protein dan produk perurainnya, yakni peptida dan asm-asam amino tertentu. Beberapa kuman sangat beragam terhadap kebutuhan nitrogen; beberapa menggunakan nitrogen atmosferik, beberapa tumbuh pada senyawa nitrogen anorganik, dan yang lain membutuhkan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organik. (Suriawiria, 1999)
Persyaratan akan zat sulfur pada hewan secara khas dipenuhi oleh senyawa-senyawa sulfur organik. Sedangkan persayaratan akan sulfur pada tumbuhan secara khas dipenuhi melalui senyawa-senyawa anorganik. Fosfor biasanya diberikan sebagai fosfat yaitu garam-garam fosfat.
Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan merionil protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-). Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber belerang, mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida (H2S). Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara langsung dari medium pertumbuhan tetapi senyawa ini dapat menjadi racun bagi banyak organisme.



7.      Mineral-mineral
-unsur lain yang juga dibutuhkan adalah K,Ca,Mg,Na,S,danCl.Unsur yana dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan harus ada(trace element) adalah Fe,Cu,Mo,,dan Zn.
8.      Faktor penumbuh(groth factor)
Yang dimaksud faktor penumbuh adalah senyawa-senyawa organikyang diperlukan suatu organisme untuk pertumbuhanya dan hanya diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit saja.Senyawa organik yang berfungsi sebagai faktor penumbuh,tidak merupakan zat-zat yang menghasilkan energi bagi mikroorganisme tersebut,akan tetapi diperlukan untuk kehidupan yang normal.Mungkin faktor penumbuh berupa vitamin-vitamin dan asam-asam amino.Beberapa mikroorganisme yang dapat menghasilkan vitamin untuk kebutuhanya sendiri.Contoh:Escherechia coli dapat menghasilkan asam folat,Actinomycetes dapat menghasilkan vitamin,Microccus dapat menghasilkan vitamin B kompleks.Ada juga bakteri-bakteri yang memerlukan pertumbuhan,misalnya Clostridium tetani,Salmonella typhi,memerlukan triptolan.Lactobaccillus casei,memerlukan asam folat,dan Micrococcoc aureus,memerlukan asam para amino benzoat.








BAB III
KESIMPULAN
·         Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu organisme secara teratur. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organism yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti dengan pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa. Pada organisme uniseluler pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar, substansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak (Aguskrisno, 2011).
·         Kebutuhan mikroba untuk pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kategori,yaitu:kebutuhan fisik dan kebutuhan kemis.Aspek-aspek fisik dapat mencangkup suhu,ph,dan tekanan osmotik,sedangkan kebutuhan kemis meliputi air,sumber karbon,nitrogen,mineral-moineral dan faktor penumbuh.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.2012.http:id.wiki.org/wiki/Pertumbuhan Mikroorganisme.Dikutip pada
                  Tanggal 3 November 2012 pukul 19.00 WIB
Lestari,sri.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:UI
Syamsuri,istamar.2003.Biologi.Jakarta:Erlangga
Tarigan,jeneng.1988.Pengantar mikrobiologi.Jakarta:Depertemen pendidikan dan
             Kebudayaan Direktorat Perguruan Tinggi












Tidak ada komentar:

Posting Komentar