BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tanaman sebagai indikator lingkungan
Tumbuhan, sifat-sifatnya merupakan
pencerminan yang ada di dalam tumbuhan itu (hereditas), tetapi selain itu
pertumbuhannya juga dipengaruhi lingkungan. Jadi fenotipe yang terjadi
merupakan paduan dari hereditas dan lingkungan itu. Tumbuhan dapat hidup dengan
baik di lingkungan yang menguntungkan. Suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan
dapat berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya, disebut
indikator biologi atau bioindikator atau fitoindikator. Etau dengan istilah
lain tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator kekhasan habitat tertentu
disebut tumbuhan indikator.
Banyaknya tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator suatu lingkungan. Dalam suatu komunitas tumbuhan beberapa diantaranya dominan dengan jumlah yang melimpah. Tumbuhan semacam ini merupakan indikator yang penting karena mereka sudah sangat erat hubungan dengan habitatnya. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa komunitas atau setidak-tidaknya kebanyakan tumbuhan merupakan indikator yang lebih baik daripada tumbuhan yang tumbuh secara individual.
Banyaknya tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator suatu lingkungan. Dalam suatu komunitas tumbuhan beberapa diantaranya dominan dengan jumlah yang melimpah. Tumbuhan semacam ini merupakan indikator yang penting karena mereka sudah sangat erat hubungan dengan habitatnya. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa komunitas atau setidak-tidaknya kebanyakan tumbuhan merupakan indikator yang lebih baik daripada tumbuhan yang tumbuh secara individual.
Pengetahuan tentang indikator tumbuhan
dapat membantu mencirikan sifat tanah setempat, dengan demikian dapat untuk
menentukan tanaman apa atau apa yang dapat diusahakan di bagian tanah itu atau
seluruh tanah di situ. Indikator tumbuhan juga digunakan untuk memperkirakan
kemungkinan lahan sebagai sumber daya untuk hutan, padang rumput atau tanaman
pertanian. Bahkan beberapa jenis logam dapat dideteksi dengan pertumbuhan
tumbuhan tertentu di suatu areal
Di dunia ini sebenarnya tersedia banyak
sekali indikator asam basa. Baik masih berupa tanaman, ataupun telah dalam
bentuk olahan manusia. Indikator asam basa yang masih berupa tanaman misalnya
telah disebutkan dalam sub-bab sebelumnya yakni hydrangea. Namun tumbuhan lain
pun dapat menjadi indikator keasaman suatu tanah. Jika suatu daerah tanahnya
terlalu asam atau terlalu basa maka tumbuhan yang tumbuh di tanah tersebut
menjadi kerdil, bahkan tidak ada tanaman yang bisa hidup di tanah tersebut
Tanaman-tanaman yang kami gunakan
sebagai indikator, terkadang, bahkan seringkali diabaikan kita. Padahal
tanaman-tanaman tersebut selain sebagai tanaman hias, makanan ternak, atau
sebagai sayuran, memiliki manfaat lain yang belum diketahui banyak orang
Seperti bunga terompet biru yang biasa terdapat di tepi
jalan, pekarangan,
lapangan, tepi sawah, bahkan di tepi got/saluran air yang
sering diabaikan, diinjak-injak, atau dijadikan pakan ternak ternyata bermanfaat
bunganya untuk dijadikan indikator asam basa. Baik berupa cairan maupun dalam
bentuk kertas lakmus.
Namun tidak semua bunga dapat dijadikan
indikator. Hanya bunga-bunga tertentu yang dapat dijadikan indikator. Selain
itu ekstrak bunga yang bisa dijadikan indikator pun tidak semuanya bisa
dijadikan bahan kertas lakmus. Hanya yang memiliki keawetan warna yang cukup
saja yang bisa dijadikan kertas lakmus. Indikator lakmus yang biasa dijumpai di
laboratorium pun sebenarnya terbuat dari kertas yang direndam dalam ekstrak
lumut kerak atau lichenes. Namun untuk menguji suatu zat yang asam dan basa
dibutuhkan 2 jenis kertas lakmus; lakmus biru dan lakmus merah. Sedangkan
kertas lakmus sederhana buatan kami memiliki keunggulan yang tidak dimiliki
kertas lakmus biasa, karena lakmus dari ekstrak bunga terompet ungu kami
bersifat universal atau dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa
B.
Azas-azas tumbuhan
indikator
Tumbuhan indikator mempunyai
kekhususan, dengan demikian diperlukan adanya pedoman umum yang kemungkinan
dipunyai dalam penerapan di lapang. Pedoman umum atau azas itu antara lain :
1.
Tumbuhan sebagai
indikator kemungkinan bersifat steno atau
2.
Tumbuhan terdiri atas
banyak spesies merupakan indikator yang lebih baik daripada kalau terdiri atas
sedikit spesies
3.
Sebelum mempercayai
sebagai suatu indikator harus dibuktikan dulu di tempat-tempat lain
4.
Banyaknya hubungan antara spesies, populasi
dan komunitas sering memberikan petunjuk sebagai indikator yang lebih dapat
dipercaya daripada spesies tunggal
C.
Tipe-tipe indikator tumbuhan
Tipe yang berbeda dalam indikator tumbuhan mempunyai peranan
yang berbeda dalam aspek tertentu
1.
Indikator tumbuhan
untuk pertanian
Kebanyakan indikator tumbuhan
menentukan apakah tanah cocok untuk pertanian atau tidak. Petumbuhan tanaman
pertanian dapat berbeda di beberapa kondisi lingkungan yang berbeda dan jika
tumbuh dengan baik di suatu tanah berarti tanah itu cocok untuk tanaman itu.
Sebagai suatu contoh, rumput-rumput pendek menandakan bahwa tanah di situ
keadaan airnya kurang. Adanya rumput yang tinggi dan rendah menandakan tanah
tempat tumbuh rumput itu subur, dengan demikian juga cocok untuk pertanian
2.
Indikator tumbuhan untuk overgrazing
Kebanyakan tumbuhan yang menderita
perlakuan karena adanya manusia/hewan yang kurang makan ini mengalami
modifikasi sehingga vegetasinya berbentuk padang rumput. Sedangkan padang
rumput sendiri kalau mengalami overgrazing akan mengalami kerusakan dan
produksinya sebagai makanan ternak akan turun. Tumbuhan yang tahan tidak rusak
tetapi seperti istirahat. Beberapa tumbuhan menunjukkan sifat yang
karakteristik bahwa di situ terjadi overgrazing. Biasanya hal itu dicirikan
dengan adanya beberapa gulma semusim atau gulma tahunan berumur pendek, antara
lain seperti Polygonum, Chenopodium, Lepidium dan Verbena. Beberapa tumbuhan
tidak menunjukkan atau sedikit menunjukkan adanya peristiwa itu, yaitu seperti
: Opuntia, Grindelia, Vernonia.
3.
Indikator tumbuhan
untuk hutan
Beberapa tumbuhan menunjukkan tipe
hutan yang karakteristik dan dapat tumbuh pada suatu areal yang tidak
terganggu. Pada umumnya di sini tumbuhan yang ada menunjukkan bahwa sifat
pertumbuhannya sesuai dengan kondisi hutan sehingga bila di situ dijadikan
hutan kemungkinannya akan berhasil.
4.
Indikator
tumbuhan untuk humus
Beberapa tumbuhan dapat hidup pada
humus yang tebal. Monotropa, Neottia dan jamur menunjukkan adanya humus di
dalam tanah
5.
Indikator tumbuhan untuk kelembaban
Tumbuhan yang lebih suka hidup di
daerah kering akan menunjukkan kandungan air tanah yang rendah di dalam tanah,
antara lain seperti : Saccharum munja, Acacia, Calotropis, Agare, Opuntia dan
Argemone. Sedangkan Citrullus dan Eucalypus tumbuh di tanah yang dalam.
Tumbuhan hidrofit menunjukkan kandungan air tanah yang jenuh atau di paya.
Vegetasi Mangrove dan Polygonus menunjukkan tanah mengandung air yang beragam
6.
Indikator tumbuhan untuk tipe tanah
Beberapa tumbuhan seperti : Casuarina
equisetifolia, Ipomoea, Citrullus, Cilliganum polygonoides, Lycium barbarum dan
Panicum tumbuh di tanah pasir bergeluh. Imperata cylindrica tumbuh di tanah
berlempung. Kapas suka tumbuh di tanah hitam
7.
Indikator tumbuhan untuk reaksi tanah
Rumex acetosa Rhododendron, Polytrichum
dan Spagnum menunjukkan tanah kapur. Beberapa lumut menunjukkan tanah berkapur
dan halofit menunjukkan tanah bergaram.
8.
Indikator tumbuhan untuk mineral
Beberapa tumbuhan suka tumbuh di
tanah-tanah dengan kandungan mineral yang khas, tumbuhan semacam ini disebut
Metallocolus atau Metallophytes.
9.
Indikator tumbuhan untuk logam berat
Tanah yang mempunyai cadas berkandungan
logam berat, khususnya Zn, Pb, Ni, Co, Cr, Cu, Mr, Mg, Cd, Se dan lain-lain.
Diantaranya Mn, mg, Cd dan Se bersifat toksik untuk kebanyakan tumbuhan.
Kontaminasi logam berat juga terjadi di daerah industri, baik yang berbentuk
debu ataupun garam dalam perairan di daerah industri tersebut
Kebanyakan tumbuhan sensitive terhadap
logam berat. Membukanya stomata dipengaruhi, fotosintesis S turun, respirasi
terganggu dan akhirnya pertumbuhan terhambat. Sebagian besar logam berat ini
merupakan deposit di dinding sel-sel perakaran dan daun
10. Indikator
tumbuhan untuk habitat saline
Beberapa tumbuhan tumbuh dan tahan
dalam habitat dengan kandungan garam tinggi, yang kemudian disebut halofit.
Tumbuhan itu biasa hidup di pantai yang mesofit atau hidrofit tak dapat hidup subur,
karena dua yang disebut terakhir biarpun tahan genangan tetapi tidak tahan
kadar garam yang tinggi di air ataupun tanah di situ. Kegaraman tanah antara
lain oleh NaCl, CaSO4, NaCO3, KCl
11. Indikator
tumbuhan untuk pencemaran
Penggunaan vegetasi sebagai indikator
biologi untuk pencemaran lingkungan sudah sejak lama, kira-kira sejak seratus
tahun yang lalu di daerah pertambangan. Pengetahuan tentang ketahanan terhadap
polutan terutama untuk vegetasi yang tumbuh di daerah industri atau di daerah
padat penduduk.
Pada umumnya tumbuhan lebih sensitive terhadap polutan daripada manusia. Tumbuhan yang sensitiv dapat merupakan indikator, sedangkan tumbuhan yang tahan dapat merupakan akumulator polutan di dalam tubuhnya, tanpa mengalami kerusakan. Jamur, fungi dan Lichenea sensitive terhadap SO2 dan halide.
Pada umumnya tumbuhan lebih sensitive terhadap polutan daripada manusia. Tumbuhan yang sensitiv dapat merupakan indikator, sedangkan tumbuhan yang tahan dapat merupakan akumulator polutan di dalam tubuhnya, tanpa mengalami kerusakan. Jamur, fungi dan Lichenea sensitive terhadap SO2 dan halide.
D.
Pengenalan Indikator
Indikator adalah suatu senyawa kompleks
yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat
mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa. Indikator juga dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Indikator yang sering
tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan harganya murah
Beberapa jenis tanaman dapat dijadikan
sebagai indikator. Seperti yang kami gunakan pada karya ilmiah remaja ini. Ada
pula tanaman bunga yang menjadi indikator keasam basaan tanah tempat ia
ditanam. Yaitu bunga hydrangea atau lebih dikenal dengan nama bunga panca
warna. Bunga hydrangea ini akan berwarna biru jika ditanam di tanah yang
terlalu asam.
Namun bukan bunga hydrangea yang kami gunakan sebagai indikator alami. Melainkan bunga dan tanaman yang sudah kita kenal akrab, yaitu
Namun bukan bunga hydrangea yang kami gunakan sebagai indikator alami. Melainkan bunga dan tanaman yang sudah kita kenal akrab, yaitu
1.
Bunga Terompet Biru
Bunga terompet biru yang berwarna ungu
kebiruan ini termasuk dalam famili Solanaceae (terong-terongan). Bunga ini
berbentuk seperti terompet, berwarna ungu kebiruan, buahnya yang kering jika
dikenai air selama beberapa detik akan pecah/meledak seperti petasan namun
tidaklah berbahaya karena ukurannya kecil (1cm-2,5 cm).
2.
Bunga Sepatu
(Hibiscus rosa sinensis)
Bunga sepatu memang sudah dikenal dapat
digunakan sebagai indikator asam basa. Bunga sepatu atau nama ilmiahnya
Hibiscus rosa-sinensis termasuk dalam famili Malvaceae atau kapas-kapasan
bermanfaat sebagai tanaman hias, bahan campuran kosmetik (sabun), dan sebagai
indikator. Bunga sepatu ini memiliki banyak varietas warna dan bentuk. Namun
biasanya yang digunakan untuk indikator adalah yang berwana merah
3.
Bunga Suring
Tanaman yang daunnya di beberapa daerah
seperti Puworejo, Kebumen, Pati, dsb ini dijadikan sayuran lezat, ternyata
bunganya pun bermanfaat sebagi indikator asam basa. Tanaman ini masih
berkerabat jauh dengan bunga matahari dan bunga krisan yang termasuk famili
Compositae. Bunga suring pun memiliki beberapa varietas dan jenis yang
bermacam-macam, ada yang bunganya berwarna kuning, oranye, dan pink keunguan.
Namun yang kami gunakan untuk indikator adalah yang berwarna oranye
4.
Bunga Terompet Ungu
Bunga ini sekilas mirip dengan bunga
terompet biru. Namun jika lebih diperhatikan, warnanya lebih ungu daripada
bunga terompet biru. Apalagi jika kita melihat bentuk tanamannya, baik batang
maupun daunnya sangat berbeda. Jika bunga terompet biru daunnya membulat
ujungnya, maka daun bunga terompet ungu ini berbentuk oval dengan ujung daun
meruncing, bunga terompet biru batangnya tidak terlalu tinggi sedangkan bunga
terompet ungu batangnya tinggi. Tetapi bunga ini masih termasuk famili
Solanaceae.
5.
Bunga Canna sanseviera
Bunga yang sering kita jumpai di
tepi-tepi jalan sebagai penghias tepi jalan ini dapat pula dijadikan indikator
asam basa. Bunga yang berwarna merah ini termasuk dalam famili Cannae atau
tasbih-tasbihan
6.
Bunga
Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
Bunga yang termasuk dalam famili
Nyctaginaceae ini termasuk tanaman multifungsi. Manfaatnya yaitu sebagai obat
tradisional, terutama batang, akar, daun, dan bijinya. Akan tetapi kami
menemukan manfaat lain dari tanaman ini, yaitu bunganya dapat dijadikan
indikator asam basa.
7.
Bunga Pacar Cina
Bunga ini biasa kita temui di
pinggir-pinggir kebun, tepi jalan, atau di depan rumah kita. Tanaman ini
bunganya berbentuk seperti bunga anggrek, warnanya bermacam-macam; ada yang
oranye, merah, ungu, pink, putih, dll. Daunnya biasa dijadikan cat kuku dengan
cara ditumbuk lalu dibubuhkan pada kuku. Buahnya berbentuk oval dan berisi
biji-biji kecil yang coklat bila sudah tua. Tanaman ini termasuk dalam famili
Balsaminaceae. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai indikator adalah daunnya
karena bunganya tidak dapat digunakan.
BAB III
KESIMPULAN
Tanaman dapat berfungsi sebagai indikator kondisi lingkungannya.
Tanaman bereaksi terhadap kondisi tanah maupun perubahan cuaca. Komposisi
tanaman di suatu kawasan, mencerminkan karakter utama ekosistem di lokasi
tersebut. Sebab sifat tanaman juga berbeda-beda. Ada yang menuntut kandungan
Nitrogen rendah, keasaman tinggi, kelembaban tertentu atau juga suhu tertentu.
Parameter ini merupakan nilai indikator yang dapat digunakan untuk membuat
klasifikasi habitat
DAFTAR PUSTAKA
Bertollo, P. (1998). ^
Bertollo, P. (1998). "Assessing ecosystem health in governed landscapes: A
framework for developing core indicators". Ecosystem Health 4
: 33–51. doi : 10.1046/j.1526-0992.1998.00069.x . "Menilai ekosistem kesehatan di lanskap diatur: Sebuah
kerangka kerja untuk mengembangkan indikator inti" Kesehatan Ekosistem
4:. 33-51. DOI : 10.1046/j.1526-0992.1998.00069.x .
Anonymous. 2010. http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diakses pada 25 oktober 2011